KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tari Jaipong”. Salawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah berjasa mengajarkan
dan menyebarkan ajaran islam kepada seluruh umat.
Pada kesenian rakyat, tari pergaulan dipengaruhi tradisi lokal.
Pertunjukan tari-tari pergaulan tradisional tak lepas dari keberadaan ronggeng
dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk
kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara bergaul. Keberadaan ronggeng
dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum
pamogoran.
Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Bapak Drs.H.Dadang
Syarif Hidayat,
S.Pd M.Pd, selaku Kepala SMK As-Saabiq.
2.
Bapak Nanang A.M,
selaku Guru Mata Pelajaran Seni Budaya,
3.
orang tua tercinta yang telah membantu
baik moril maupun materi,
4.
rekan-rekan yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini bukanlah hasil karya yang sempurna, baik dari segi penulisan,
bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa
yang akan datang. Amiin.
Tasikmalaya, Januari 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR............................................................................
DAFTAR
ISI...........................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakangMasalah.........................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan...................................................................................
D. Kegunaan..............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Perkembangan Tari Jaipong di
Indonesia...............................................................................
B. Gerakan Tari Jaipong............................................................
C. Macam-macam Penari Jaipong.............................................
D. Macam-macam Alat Musik Tari
Jaipong.............................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...............................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tari jaipong adalah
sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda, Jawa Barat, yang
cukup populer di Indonesia. Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu
identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara
penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat,
maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi
kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari
Jaipongan banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa
Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi
jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern
yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang
telah diplopori oleh Mr. Nur & Leni.
Dalam kehidupan sehari-hari cenderung masih banyak orang yang
kurang mengetahui tentang selu-beluk tari jaipong, khususnya bagi masyarakat
Jawa Barat sendiri.
Berdasarkan permasalahan di atas agar dapat lebih menambah wawasan
mengenai tari jaipong, dapat dilakukan dengan membaca dari berbagai sumber
buku, membuka internet, maupun bertanya kepada orang yang lebih tahu, sehingga
kita tertarik untuk mempelajari tari jaipong sebagai salah satu usaha
pelestarian kebudayaan Jawa Barat.
Terkait dengan permasalahn di atas, penyusun tertarik untuk
membuat makalah yang berjudul “Tari Jaipong” sebagai langkah peluasan
pengetahuan dan wawasan tentang tri jaipong.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah terbentuknya tari
jaipong?
2.
Bagaimanakah perkembangan tari jaipong
di Indonesia?
3.
Apasaja gerakan tari jaipong?
4.
Apa saja pola tari jaipong?
5.
Sebutkan macam-macam penari jaipong!
6.
Sebutkan macam-macam alat musik tari jaipong!
C.
Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini
bertujuan untuk :
1.
Untuk mengetahui sejarah terbentuknya
tari jaipong,
2.
Untuk mengerahui perkembangan tari
jaipong di Indonesia,
3.
Untuk mengetahui gerakan tari jaipong,
4.
Untuk mengetahui pola tari jaipong,
5.
Untuk mengetahui macam-macam penari
jaipong,
6.
Untuk mengetahui macam-macam alat musik
tari jaipong
D.
Kegunaan
Makalah
A. Secara
Teoretisis
Secara
teoretis, makalah ini berguna sebagai pembelajaran dan memperluas pengetahuan
atau wawasan siswa.
B. Secara
Praktis
Secara
praktis, makalah ini berguna untuk bekal atau untuk dipraktekkan di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah dan Perkembangan Tari Jaipong di Indonesia
1.
Sejarah
Sebelum
bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatar
belakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan
merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari
pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari
pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan
atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik
yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang
begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar
tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh
unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah
kulanter, tiga buah ketuk, dan gong.
Demikian
pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku,
kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.Seiring dengan
memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan
aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada
seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang,
Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan
Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan
dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi
tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana
beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini.
Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu)
yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam
gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan.
Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor
serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat. Kemunculan tarian karya
Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena
dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Jaipongan merupakan
karya utama Gugum Gumbira.
2.
Perkembangan
Karya Jaipongan pertama yang mulai
dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng
Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra
dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal
seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal
kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya
adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak,
nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan
pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari
kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media
televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak
swasta dan pemerintah.
Kehadiran
Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni
tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang
perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat
seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan
pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana
perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat
tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup
di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya
“kaleran” (utara).
Perkembangan
selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum
Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng,
Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan dan tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata dan Asep. Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian kemancanegara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.
B. Gerakan Tari Jaipong
Jaipong
memiliki dua kategori dalam gerakannya:
1.
Ibing
Pola (Tarian Berpola)
Tarian
ini biasanya dilakukan secara rampak (berkelompok) dikoreografi, disajikan
dalam panggung untuk kebutuhan tontonan saja.
Rangkaian
Ibing Pola tari jaipong dapat dibedakan menjadi empat bagian :
a.
Bukaan,
merupakan gerakan pembuka,
b.
Pencugan,
merupakan bagian kumpulan gerakan-gerakan,
c.
Ngala,
bisa juga disebut titik merupakan pemberhentian dari rangkaian tarian, dan
d.
Mincit,
merupakan perpindahan atau peralihan.
2.
Ibing
Saka (Tarian Acak)
Penyajian
jenis ini populer di kawasan Subang dan Karawang, disebut juga sebagai Bajidor.
Bajidor sendiri sering diasosiasikan sebagai akronim Barisan Jelama Boraka
(Barisan Orang-orang Durhaka). Tarian ini lebih merakyat karena, posisi
penonton sejajar dengan penari. Dan penonton bisa ikut menari.
C.
Macam-Macam Penari Jaipong
1. Penari
Tunggal
2. Penari Rampak (kolosal)
Penari rampak (kolosal) terdiri
dari :
a.
Rampak
sejenis
b.
Rampak
Berpasangan
c.
Tunggal
laki-laki dan tunggal perempuan
d.
Berpasangan
laki-laki / perempuan
D.
Macam-macam Alat Musik Tari Jaipong
1.
Kendang
Kendang,
kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi
utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat
bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar.
2.
Saron I, II
Saron atau yang
biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk
keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan
semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf
lebih
tinggi daripada
demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari
kayu, dengan bentuk seperti palu.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang
imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan
keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis
gendhingnya.
3.
Bonang
Bonang adalah salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa, Bonang terbagi
menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang penerus.
4.
Kacapi Rincik
Kacapi
rincik memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang
antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang
bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling
atau Sekar Panambih.
Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang
jumlahnya sampai 15.
5.
Demung
Demung adalah
salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung,
keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan
oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar.
Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada
wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya
terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat
daripada tabuh saron.
6.
Rebab
Rebab
(Arab الربابة atau ربابة -
"busur (instrumen)"),[1] juga rebap, rabab,
rebeb, rababah, atau al-rababa)
adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad
ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa,
dan Timur Jauh. Beberapa varietas
sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan
dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi
yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab
atau rubab).
7.
Kecrek
Kecrek adalah alat
musik perkusi yang
digunakan dalam seni perdalangan.Kecrek berfungsi sebagai alat pemberi isyarat
segala macam bentuk aba-aba iringan
maupun gerakan atau sikap wayang dapat juga
berfungsi sebagai penghias irama lagu.Jika dimainkan alat ini akan mengeluarkan
suara crek crek crek.
8.
Sinden
Pesindhén, atau sindhén (dari Bahasa Jawa) adalah
sebutan bagi wanita yang
bernyanyi mengiringi orkestra gamelan, umumnya
sebagai penyanyi satu-satunya. Pesindén yang baik harus mempunyai kemampuan
komunikasi yang luas dan keahlian vokal yang baik
serta Pesinden juga sering disebut sinden, menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal
dari kata "pasindhian" yang berarti yang kaya akan lagu atau yang
melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana "wara" berarti seseorang berjenis
kelamin wanita, dan "anggana"
berarti sendiri. Pada zaman dahulu waranggana adalah satu-satunya wanita dalam
panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan.
9.
Gong
Gong merupakan
sebuah alat musik pukul yang
terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong
inidigunakan untuk alat musik
tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan
nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila
nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi
lebih tipis.
10.
Juru alok
Dalam karawitan
Sunda, alok adalah nyanyian atau kawih yang biasanya
dilantunkan secara solois oleh seorang pria seperti yang sering kita dengar
dalam pergelaran wayang golek, wayang kulit, wayang cepak, kiliningan,
celempungan, bujangga, dan sebagainya. Di lingkungan karawitan Sunda, orang
yang melantunkannya disebut Juru Alok atau Wiraswara.
Syairnya berupa pantun (sisindiran) atau kata-kata yang dirangkai
menurut kehendak penyanyinya. Dalam syair lagunya, seringkali diselipkan nama
seseorang sebagai penghormatan atau sebagai cara untuk mendapatkan saweran. Di
daerah Cirebon dan Indtramayu, menyebut nama seseorang dalam sindenan disebut jambu
alasan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari Jawa Barat yang merupakan
ciptaan Gugum Gumbira,yang gerakannya sangat gemulai dan ayu. Tari Jaipong
merupakan identitas kesenian Jawa Barat yang kadang digunakan saat acara-acara
penting, upacara, ataupun menyambut orang-orang asing yang datang ke Indonesia.
Sejarah perkembangan tari jaipong sangat cepat dan mengalami peningkatan yang
signifikan. Tari ini sangat banyak diminati oleh masyarakat karena
gerakannya yang sangat menarik. Perkembangan tari jaipong bukan hanya tersebar
di jawa barat saja tapi juga telah sampai ke luar negri.
B. Saran
Penyusun berharap agar tari jaipong akan terus mengakar di kebudayaan
Indonesia dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda. Penulis juga berharap
agar adanya partisipasi dari para pembaca untuk tetap mengambil peran dalam
pelestarian budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Google.com.
tarijaipong.[online]. Tersedia di:
Google.com.gambartarijaipong.[online].
Tersedia di :
http://www.google.com/gambar+tari+jaipong.org.mozilla
|
i
ii
1
2
2
2
3
6
6
7
11
11
|
maaf yah, aku copast buat tugasku
BalasHapusTerima kasih ka sangat bermanpaat :)
BalasHapus